Keringat berlebih, atau di dunia medis dikenal dengan sebutan Hyperhidrosis, adalah suatu penyakit yang ditandai oleh keringat yang berlebihan.Umumnya keringat lebih banyak terjadi di beberapa tempat, seperti : ketiak, telapak tangan, telapak kaki, wajah, bahkan seluruh tubuh.Pengeluaran keringat dimediasi oleh sistem saraf vegetatif(sistem saraf simpatis dan sistem saraf otonom yang bekerja di luar kendali kita). Pada beberapa individu (sekitar 1% dari populasi), sistem ini bekerja secara berlebihan, jauh lebih tinggi dari kebutuhan untuk menjaga suhu tubuh yang konstan. Kondisi inilh yang disebut Hyperhidrosis.
Pengobatan :
Pada beberapa penderita Hyperhidrosis sekunder pengobatan pertama ditujukan kepada penyakit yang menjadi latar belakangnya. Sedangkan bagi penderita Hyperhidrosis Primer, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dicoba, antara lain :
1. Iontoforesis.
Dilakukan perangsangan dengan arus listrik pada daerah yang terkena. Dengan cara ini kelenjar keringat dilumpuhkan dan pembentukan keringat akan berkurang selam 6 jam sampai 1 minggu.
2. Suntikan Botox (Racun Botulium).
Racun ini mempengaruhi ujung saraf dan menyebabkan berkurangnya pengiriman gelombang saraf ke kelenjar keringat, sehingga mengurangi pembentukan keringat.Biasanya penyuntikan harus dilakukan beberapa kali dan masa efektifitasnya hanya berlaku sekitar 1 sampai 6 bulan.
3. Pembedahan.
Jika keringat belebihan hanya terjadi di ketiak, bisa dilakukan pengangkatn kelenjar keringat di ketiak. Prosedur lainnya adalah memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar (ETS, endoscopic thoracic sympthectomy, simpatektomi torakalis endoskopik). Setelah prosedur ETS pembentukan keringat di tangan akan berhenti, tetapi di bagian tubuh yang lainnya bisa terjadi peningkatan pembentukan keringat, misalnya di punggung atau belakang tungkai.
4. Pemakaian antipersprant.
Keringat yang berlebihan di ketiak, telapak tangan, telapak kaki, wajah, bahkan seluruh tubuh dapat dikurangi dengan larutan alumunium klorida. Pada malam hari daerah yang sering berkeringat dikeringkan lebih dulu, lalu diolesi dengan larutan aluminium klorida dan ditutup dengan plastik tipis. Keesokan harinya plastik dilepas dan daerah yang terkena dicuci. Bisa juga dengan memakai larutan metenamin.
Pada beberapa penderita Hyperhidrosis sekunder pengobatan pertama ditujukan kepada penyakit yang menjadi latar belakangnya. Sedangkan bagi penderita Hyperhidrosis Primer, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dicoba, antara lain :
1. Iontoforesis.
Dilakukan perangsangan dengan arus listrik pada daerah yang terkena. Dengan cara ini kelenjar keringat dilumpuhkan dan pembentukan keringat akan berkurang selam 6 jam sampai 1 minggu.
2. Suntikan Botox (Racun Botulium).
Racun ini mempengaruhi ujung saraf dan menyebabkan berkurangnya pengiriman gelombang saraf ke kelenjar keringat, sehingga mengurangi pembentukan keringat.Biasanya penyuntikan harus dilakukan beberapa kali dan masa efektifitasnya hanya berlaku sekitar 1 sampai 6 bulan.
3. Pembedahan.
Jika keringat belebihan hanya terjadi di ketiak, bisa dilakukan pengangkatn kelenjar keringat di ketiak. Prosedur lainnya adalah memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar (ETS, endoscopic thoracic sympthectomy, simpatektomi torakalis endoskopik). Setelah prosedur ETS pembentukan keringat di tangan akan berhenti, tetapi di bagian tubuh yang lainnya bisa terjadi peningkatan pembentukan keringat, misalnya di punggung atau belakang tungkai.
4. Pemakaian antipersprant.
Keringat yang berlebihan di ketiak, telapak tangan, telapak kaki, wajah, bahkan seluruh tubuh dapat dikurangi dengan larutan alumunium klorida. Pada malam hari daerah yang sering berkeringat dikeringkan lebih dulu, lalu diolesi dengan larutan aluminium klorida dan ditutup dengan plastik tipis. Keesokan harinya plastik dilepas dan daerah yang terkena dicuci. Bisa juga dengan memakai larutan metenamin.
